iklanet

AGEN PENDAFTARAN KULIAH S1 DAN S2 MUDAH DAN MURAH SERTA JASA PEMBUATAN SKRIPSI TESIS DAN LAPORAN PKL SISWA HUB SIMBAH WURI http://raraswurimiswandaru.blogspot.com

TBM MEDIA CERDIK PURWOJATI CERDASKAN MASYARAKAT

Sebagai Media Baca Bertujuan Mencerdaskan Bangsa yang bermartabat.

TBM MEDIA CERDIK Bentuk Kepedulian Pemuda Pakarti dan PP Shidiqiin Wara`

Sudah menjadi misi Pemuda Pakarti dan PP Shidiqiin Wara` Selalu Cerdaskan Masyarakat.

ANDA INGIN BANTU-SILAHKAN SUMBANG BUKU KE KAMI

Kami masih banyak butuh buku baru dan bekas: fiksi atau non fiksi, majalah, jurnal, kaset dan lainnya.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 27 Februari 2015

Perencanaan Dalam Perpustakaan

A. Pengertian Perencanaan
Perencaan merupakan suatu proses yang continue yang meliputi rencana dan pelaksaan, yang continue tersebut perluh terdapat unsur-unsur.
a.    Mempunyai cirri-ciri yang berorietasi kepada pelaksaan pada  masa yang mendatang
b.   Proses yang continuitas dan fleksibelitas
c.   Mengusahakan perencaan dapat seoprasional mungkin dalam mencapai tujuan
d.   Adanya system pengecualian penglaksanaan rencana yaitu keserasian antara pelaksanaan dengan perencanaan.
e.    Adanya system pelaporan dan evaluasi dalam peruses perencanaan.
Pengertian perencanaan berhubgan erat dengan manajemen. Suatu rencana pada dasarnya merupakan suatu kegiataan yang ditentukan sebelum melakukan berbagai kegiatan guna mencapai suatu tujuan. Perencanaan juga dapat dikatakan tindakan yang menyeluruh yang berusaha mengoptimalkan dana, sarana dan lain-lain dari suatu system.Bettleheim mengatakan. Endang Soenarya; (Perencanaan Kebutuhan Perlengkapan Pendidikan  Tinggi, Jakarta: Biro Perlengkapan Depdikbud 1985)
Perencanaan adalah penting, karena perencaan akan emberi epek baik pada pelaksaan maupun pengawasan. Suatu perencaan merupakan langkah pertama dalam usaha mencapai suatu kegiatan.para ahli memberikan definisi perencanaan satu sama lain berbeda namun mereka dapat menyetujui bahwa perencaan pada hakekatnya ialah usaha yang dilakukan secara sadar dan terus-menerus serta di organisasikan untuk memili yang terbaik dari berbagai alternative yang ada bagi pencapaian jutuan tertentu.
Planning ( Perencanaan ) adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang dari pada hal-hal yang akan dikerjakan dimasa akan dating dalam rangka pencaian tujuan yang telah ditentukan. (Siagian. S. P; Filsafat Administrasi. Jakarta; Penerbit Gunung Agug, 1977 )
Perencaan diartikan sebagai usaha sadar untuk memikirkan alternatif –alternatif yang mungkin dapat dicapai pada masa depan, menguji alternative tersebut dan memili alternative yang dikehendaki agar dapat ditentukan pula bagaimana cara mencapainya. Perencanaan suatu proses yang menetapkan lebih dahulu kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan, prosedur dan metode pelaksanaan untuk mencapai tujuan organisasi atau bagian dari organisasi selama priode waktu tertentu. Dengan melihat pengertian-pengertian tersebut diatas, maka secara umum dapat diambil pengertian perencanaan sebagai berikut: Perencanaan adalah suatu kegiatan dalam organisasi dalam rangka usaha mencapai suatu tujuan.Depdikbud. Perencanaan Pendidikan. 1981
Perencanaan merupakan fungsi pertama dari manajemen, karena merupakan dasar dan titik tolak dari pada kegiatan-kegiatan selanjutnya. George R. Terry  misalnya menbagi empat jenis fungsi manajemen yaitu:
a.    Perencanaan
b.   Pengorganisasian
c.   Pengarahan
d.   Penggawasan
Hamper dari setiap para ahli (pakar) menempatkan perencanaan sebagai yang pertama dan utama sesuai dengan argumentasinya.

B.  Ciri-Ciri Perencanaan
Dengan memperhatikan pengertian perencaan sebagaimana disebutkan terdahulu, maka cirri-ciri perencanaan adalah sebagai berikut:
1.    Melihat jauh kedepan, dalam arti bersangkutan dengan masa depan, termasuk jangka waktunya .
2.    Adanya tujuan, yang ditetapkan sebelumnya ( tujuan tertentu ), berupa program kegiatan dan cara-cara pencapaiannya.
3.    Penentuan cara-cara pencapaian dengan penetapan:
a.    Kebijaksaanaan

b.   Strategi
c.   Peraturan
d.   Standar
e.    Organisasi
f.    Prosedur  dan lain-lain.

4.    Adanya perhitungan:
a.    Pengunaan sumber-sumber dana
b.   Pengunaan sumber-sumber daya .
c.   Pengunaan waktu sesuai waktu ketepatan.
d.   Usaha-usaha untuk mengatasi  masalah-masalah yang dihadapi.

C. Rencana yang Baik
Suatu rencana dapat dikatan baik, apabila memenuhi syarat-syarat tertentu sebagaimana di kemukakan Sueparto. M. sebagai berikut
1.    Jelas dan dapat dimengerti serta dapat menjawab pertanyaan:
a.    What
b.   Which
c.   Why
d.   When
e.    Where
f.    Who
2.    Pragmatis, yaitu disertai perhitungan-perhitungan kongkrit berdasarkan asumsi yang logis.
3.    Oprasional, ialah dapat dilaksanakan dengan kemapuan yang ada.
4.    Ambisius, tetapi tetap realistis
5.    Berlansungnya melalui pentahapan waktu secara konsisten.
6.    Fleksibel dalam arti sewaktu-waktu dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang berubah dari asumsi semula, sedapat-dapatnya tanpa mengurangi sasaran dan tujuan yang tela di tetapkan.
7.    Ada skala prioritas, rencana yang baik sesuai dengan kemampuan bukan berdasarkan kemauwan.

D. Manfaat Perencanaan
Dalam pada itu, Soeparto. M , menjelasan lebih lanjut bahwa rencana merupakan:
1.    Alat efesiensi dan alat untuk mengurangi biaya.
Efisiensi: adalah untuk memperhitungkan pengeluaran sesuai dengan biaya yang di butuhkan  dan pemasukan dana sesuai dengan apa yang di butuhkan oleh perputakaan itu sendiri.
2.    Alat pengarahan kegiatan kepada pencapaian tujuan.
Pengarahan: dengan adanya pengarahaan sehingga lebih terarahkan untuk menjalankan tugasnya masing-masing.
3.    Pembentuk masa dating dengan mengusahakan supaya ketidak pastian dapat dibatasi seminimal mungkin.
Pengendali: dengan adanya pengendalian sehingga hambatan atau suatu masalah dapat teratasi dengan baik.
4.    Alat-alat untuk memili alternative cara terbaik atau kombinasi alternative cara yang terbaik.
Alternatif: yaitu mencari jalan lain yang terbaik untuk menyelesaikan suatu masalah dengan jalan yang tepat dan cepat.
5.    Alat penentuan skala prioritas dari pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan.
Skala Prioritas: pemikiran mana yang lebih penting untuk lebih didahulukan dan diutamakan agar tercapainya suatu tujuan dengan baik.
6.    Alat pengukur atau sntandar untuk pengawasan  dan penilian.
Standar: dengan adanya perencanaan maka akan adanya standar dari suatu organisasi dalam manfaatnya.


















Bagan Gunanya: untuk mempermudahkan memahami manfaat dari perencanaan
E.  Tujuan Perencanaan
Stephen Robbins dan Mary Coulter mengemukakan banyak tujuan perencanaan.
1.    Untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan nonmanajerial. Dengan rencana, karyawan dapat mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana, departemen dan individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien.

2.    Untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang manajer membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk menghadapinya.

3.    Untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi pemborosan. Selain itu, dengan rencana, seorang manajer juga dapat mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan inefesiensi dalam perusahaan.

4.    Untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsiselanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan pengevalusasian. Proses pengevaluasian atau evaluating adalah proses membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana, manajer tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan.

Pengevaluasian ketika tidak sesuai dengan rencana:
·         kita harus mencari terlibih dahulu letak kesalahan dari perencanaan yang tidak berhasil tesebut. Kemudian seorang menejemen melakukan pendekatan terhadap perencanaan tersebut.
·         Suatu perencanaan tidak dapat berjalan dengan baik maka kita harus mencari dimana letak kesalahan ketika perencanaan kita gagal atau tidak sesuai dengan rencana yang kita ingginkan Misalnya: disebabkan terbatasnya oleh Dana,  kita telah mengetahui dimana letak atau kegagal perencanaan itu kemudian kita harus melakukan perencanaan ulang  agar dapat berjalan dengan sesuai perencanaan kita dan dapat berjalan dengan baik.
Selain keempat hal tersebut, sebagian besar studi menunjukan adanya hubungan antara perencanaan dengan kinerja perusahaan. (Soeparto M,Ceramah Sespa Angkatan XIII, 1982)

F.  Fungsi Perencanaan
Perencanaan yang merupakan titik awal kegiatan akan menentukan sasaran yang akan dicapai,  tindakan yang akan dilakukan, bentuk organisasi yang tepat , dan orang-orang yang bertanggung  jawab atas suatu kegiatan. Perencanaan yang matang berfungsi untuk:
1.    Membantu tercapainya tujuan
Perencanaan perpustakaan  harus dapat membantu secara  positif ke arah  tercapai  tujuan jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang.
a.    Perencanaan jangka pendek ( Short Term Planning ).
Jangka waktunya kurang maksimal satu tahun. Perencanaan jangka pendek tahunan (annual Plan) disebutkan juga perencanaan oprasional tahunaan. (annual operational planning) contoh: proyek-proyek.

b.   Perencanaan jangka menengah (Medium  Term Planning)
Perencanaan ini meliputi jangka waktu antara tiga sampai dengan delapan tahun. di Indonesia umumnya lima tahun. Perencanaan jangka menengah ini merupakan penjabaran atau uraian perencanaan jangka panjang walaupun perencanaan  jangka menengah ini masi bersifat  umum, tetapi sudah ditampilkan sasaran-sasaran yang diproyeksikan secara kuantitatif. Contoh: Propeda

c.   Perencanaan jangka panjang ( Long Term Planning )
Perencanaan ini meliputi jangka waktu sepuluh tahun keatas. Dalam perencanaan ini belum ditampilkan sasaran-sasaran yang bersifat kuantitatif , tetapi lebih kepada proyeksi atau perspektif atas keadaan ideal yang diingginkan  dan pencapaian keadaan yang bersifat fundamental. Contoh Propenas
2.    Tercapainya efektifitas dan efisiensi
Efektifitas menunjukan kemapuan seseorang dalam merumuskan tujuan dan alat yang tepat untuk mencapai tujuan.

G. Proses Perencanaan
Apapun proses perencanaan itu menurut S. P. Siagian dapat dilihat dari tiga mantra (Dimensi) :
1.    Mengetahui sifat-sifat dan cirri-ciri suatu rencana yang baik.
2.    Memandang proses perencanaan sebagai rangkaian perencaan yang harus di jawab dengan memuaskan.
3.    Memandang proses perencanaan sebagai suatu maslah yang harus dipecahkan secara ilmia.

H. Faktor Perencanaan
Dengan merangkaikan hubungan antara suatu rencana yang baik dengan proses perencanaan itu sendiri, maka untuk menyusun suatu rencana yang baik diperlukan beberapa faktor sebagai berikut :
1.    Suatu rencana hendaknya disusun oleh tenaga yang benar-benar mengetahui teknik perencanaan.
2.    Renaca harus dibuat oleh orang yang mendalami tujuan organisasi.
3.    Rencana harus didukung oleh data atau informasi, ide-ide yang relevan.
4.    Rencana hendaknya disusun oleh orang yang mengetahui sifat yang hakiki dari pada permasalahan serta mampu melihat kedepan ( forcast )
Suatu rencana yang telah disusun, tentu diharapkan akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentingan organisasi. Pada dasarnya perencanaan itu lebih mudah di pahami  dari pada digunakan dan dilaksanakan. Beberapa hambatan pengunaan dan pelaksanaan perencanaan mengalami kesukaran datangnya baik dari dalam maupun dari organisasi itu sendiri. Hambatan dari dalam misalnya belum tersedia ahli perencanaan yang propesional, belum jelas tujuan dan cara-cara pecapaian tujuan. Hambatan dari luar misalnya disebabkan terbatasnya dana yang diperlukan, adanya ketentuan-kentuan yang harus dikaitkan dan memerlukan pemikiran, dan pengarah waktu,situasi, kondisi lingkungan. Masalah yang demikian kadang-kadang membuat seorang perencana menjadi kecewa, dan sebenarnya ini tidak perlu terjadi. (Hs. Lasa, Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta: Gama Media, 2005.)
sumberhttp://asmi-ati.blogspot.com/2013/11/perencanaan-dalam-perpustakaan.html

Pengadaan Bahan Pustaka

A. Pegertian Bahan Pustaka
Pada dasarnya perpustakan perguruan tinggi merupakan suatu unit. pelaksanaan teknis yang merupakan bagian integral pada suatu perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi sangat diperlukan untuk pendidikan, penelitian/riset, dan pengabdian masyarakat yang termuat dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Pengadaan bahan pustaka adalah salah satu dari kegiatan pelayanan teknis pada suatu perpustakaan dalam usaha untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh para pengguna sesuai dengan perkembangan zaman. Melalui kegiatan pengadaan bahan pustaka tersebut, perpustakaan berusaha menghimpun bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi perpustakaan baik itu koleksi seperti buku, majalah, jurnal, surat kabar, brosur dan koleksi non cetak seperti kaset, audio visual, mikrofilm, mikrofis, piringan hitam, video kaset, CD-ROM dan lain-lain.

Menurut Sutarno (2006: 174) “Pengadaan atau akuisisi koleksi bahan pustaka merupakan proses awal dalam mengisi perpustakaan dengan sumber-sumber informasi”.

Beberapa pengertian pengadaan yang dikemukakan oleh para ahli antara lain:
1.    Menurut pendapat Sumantri, (2002: 29) Pengadaan bahan pustaka atau koleksi adalah proses menghimpun dan menyeleksi bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi, hendaknya koleksi harus relevan dengan minat dan kebutuhan peminjam serta lengkap dan aktual.

2.    Menurut Darmono, (2001: 57) Pengadaan bahan pustaka merupakan rangkain dari kebijakan pengembangan koleksi akhirnya akan bermuara pada kegiatan pengadaan bahan pustaka.

3.    Menurut Sulistyo-Basuki (2001:27) pengadan bahan pustaka merupakan konsep yang mengacu kepada prosedur sesudah kegiatan pemilihan untuk memperoleh dokumen, yang digunakan untuk menggembangkan dan membina koleksi atau himpunan dokemun yang diperukan untuk memenuhi kebutuhan informasi   serta mencapai sasaran  unit informasi.

Dari uraian beberapa penggertian pengadaan bahan pustaka yang dikemukan oleh para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengadaan bahan pustaka adalah  rangkaian kegiatan untuk menghimpun dan menyeleksi bahan pustaka yang sekaligus berdasarkan peraturan kebijakan pengadaan bahan pustaka  sehingga dapat memenuhi bahan pustaka yang diminati oleh penggujungnya. (Lasa Hs. 2007. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Pinus Book Publisher)
Pengadaan bahan pustaka adalah upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas bahan pustaka. Upaya peningkatan kualitas bahan pustaka dilakukan dengan mengadakan bahan pustaka yang belum dimiliki atau yang terbaru sesuai dengan perkembangan ilmu, pengetahuan, dan teknologi, Sebaliknya peningkatan kuantitas bahan pustaka adalah upaya peningkatan jumlah bahan pustaka agar kebutuhan warga sekolah dapat dipenuhi.
Adapun beberapa metode dalam pengadaan bahan pustaka adalah sebagai berikut :
1)     Pembelian, untuk meringankan biaya pembelian, kita bisa melakukan pembelian di bursa buku-buku bekas atau menelusuri pameran-pameran buku karena pameran buku biasanya memberikan diskon besar-besaran, kesempatan seperti ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi pengelola perpustakaan.

2)    Tukar-menukar, kita bisa melakukan kerja sama dengan perpustakaan yang lain dengan        tukar-menukar koleksi dengan cara peminjaman jangka panjang. Sehingga  pemustaka bisa memanfaatkan koleksi dari perpustakaan yang lain.


3)     Hadiah, untuk mendapatkan buku secara cuma-cuma/ hadiah, maka perpustakaan dan        pustakawan harus pro aktif bekerja sama dalam mencari unit kerja atau instansi atau LSM mana yang dapat menghadiahkan buku-bukunya bagi keperluan perpustakaan. Pendekatan ini sangat diperlukan, karena dengan adanya permohonan yang resmi dari pejabat perpustakaan akan memudahkan proses pustakawan dalam memperoleh buku-buku yang di perlukan perpustakaan secara cuma-cuma.

4)    Sumbangan, perpustakaan dan pustakawan harus pro aktif mencari perpustakaan yang akan        mengadakan penyiangan koleksi, sehingga bisa membuat permohonan buku-buku hasil penyiangan tersebut bisa disumbangkan dan dimanfaatkan oleh perpustakaan kita.

5)    Kerjasama, kita bisa mendapatkan bahan pustaka dengan melakukan kerjasama, misalnya dengan penerbit dan penulis dengan  mendapatkan harga buku-buku yang serendah-rendahnya dengan kualitas yang sama dengan buku yang bagus dan mahal.

6)      Terbitan Sendiri, metode pengadaan koleksi yang terakhir adalah dengan memproduksi sendiri koleksi perpustakaan. Contoh kongkrit dari metode pengadaan ini antara lain adalah kliping atau karya tulis yang dihasilkan oleh pustakawan, siswa dan guru yang kemudian dihimpun menjadi koleksi perpustakaan. (Darmono. 2001. Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta : Grasindo)
B.    Tujuan Pengadaan Bahan Pustaka
Pengadaan bahan pustaka dimaksudkan agar koleksi perpustakaan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Kesesuain diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan koleksi perpustakaan. Koleksi perpustakaan harus terbina dari suatu seleksi yang sistematis dan terarah disesuaikan dengan tujuan, rencana, anggaran, yang tersedia. Dengan adanya pengadaan bahan pustaka maka koleksi perpustakaan dapat dibina sebaik mungkin sehingga tujuan perpustakaan dapat tercapai.

Perpustakaan Nasional RI (2002: 6) menyatakan bahwa program pengembangan koleksi bertujuan:
1.    Menetapkan kebijakan pada rencana pengadaan bahan pustaka.
2.    Menetapkan metode yang sesuai dan terbaik untuk pengadaan.
3.    Mengadakan pemeriksaan langsung pada bahan pustaka yang dikembangkan. Menetapkan skala prioritas pada bahan pustaka yang dikembangkan.
4.    Mengadakan kerjasama antara perpustakaan pada pengadaan bahan pustaka dan pelayanan setiap     unit perpustakaan
5.    Melakukan evaluasi pada koleksi yang dimiliki perpustakaan.

C.  Fungsi Pengadaan Bahan Pustaka
Fungsi pengadaan bahan pustaka adalah menghimpun dan menyediakan bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi perpustakaan. Bagian pengadaan bahan pustaka juga mengusahakan agar buku-buku yang dibutuhkan ada dalam koleksi.
Bagian pengadaan bahan pustaka juga sangat memerlukan pembinaan bahan pustaka atau koleksi. Pembinaan koleksi perpustakaan merupakan salah satu dari kerja pelayanan teknis yang harus dilakukan perpustakaan dalam usahanya untuk memberikan pelayanan informasi kepada pengguna. Untuk itu, perlu di dasari oleh petugas, anggota staff, dan pengguna bahwa secara umum menjaga koleksi perpustkaan menjadi tanggung jawab bersama.

Kebijakan pengadaan bahan pustaka berfungsi sebagai:
1)     Pedoman bagi para selektor untuk bekerja lebih terarah.
2)    Sarana komunikasi untuk memberitahu pada para pemakai, administrator, dewan pembina dan pihak lain, apa cakupan dan ciri-ciri koleksi yang telah ada dan rencana untuk pengembangaan selanjutnya.
3)      Sarana perencanaan untuk membantu dalam proses alokasi dana.(http://massofa.wordpress.com/2008/01/20/pengadaan-bahan-pustaka-bag-1/)

Sedangkan menurut Darmono (2001: 55) kebijakan pengadaan koleksi Berfungsi sebagai pedoman, sarana komunikasi, dan perencanaan sebab kebijakan tersebut:
1)     Menjelaskan cakupan koleksi yang telah ada dan rencana pengembangan selanjutnya, agar diketahui oleh staf perpustakaan, pemakai, administrator, dan dewan pembina perpustakaan.

2)    Memberi deskripsi yang sistis tentang strategi pengolahan dan pengembangan koleksi yang diterapkan di perpustakaan.

3)     Menjadi pedoman bagi para pustakawan sehingga ketaatan dalam proses seleksi dan seleksi terjamin, koleksi yang responsive dan seimbang terbentuk dan dana dimanfaatkan dengan sebijaksana mungkin.

4)    Menjadi standar tolok ukur untuk menilai sejauh mana sasaran pengembangan koleksi tercapai.

5)    Berfungsi sebagai sumber informasi dan paduan bagi staf yang baru mulai berpartisipasi dalam pengembangan koleksi.

6)    Memperlancar koordinasi antar anggota staf pengadaan koleksi. Memperlancar kerjasama antar perpustakaan dalam pengembangan koleksi.

7)    Membantu menjaga kontinuitas, khususnya apabila koleksi besar, serta menjadi kerangka kerja yang memperlancar transisi dari pustakawan lama ke penggantinya.

8)    Membantu pustakawan menghadapi pengadaan berkenaan dengan bahan yang telah diseleksi atau ditolak.

9)    Mengurangi pengaruh kolektor tertentu dan selera pribadi.

10) Membantu mempertanggung jawabkan alokasi anggaran.

11)  Menjadi sarana komunikasi, baik dengan masyarakat yang dilayani maupun pihak luar lain yang memerlukan informasi mengenai tujuan dan rencana pengadaan dan pengembangan koleksi.